Ayah Mae Ri melihat ke laut yang ada di bawah jembatan dan dia mendapatkan ide bunuh diri dengan cara terjun ke laut itu. Namun lagi-lagi rencana itu gagal karena Ayah Mae Ri sangat ketakutan untuk melompat ke laut itu.
Mae Ri mencoba mencari pekerjaan sambilan dengan melihatnya dari koran dan menelfon perusahaan yang sedang membutuhkan seorang pegawai. Mae Ri menelfon sebuah perusahaan dan bilang bahwa dia ini sedang cuti dari kuliah jurusan sastra Korea. Kantor itu sepertinya menolak orang yang belum sarjana sehingga Mae Ri tidak berhasil mendapatkan pekerjaan itu. Mae Ri terus berusaha mencari kerja sambilan namun dia terus di tolak. Mae Ri pun mengeluh kesal, "Kenapa begitu sulit?"
Mae Ri memejamkan matanya dan tiba-tiba dia berkata, "Dia baru bangun... sekarang dia berjalan ke kamar mandi. Oh dia menuju dapur. Dia mengambil panci lalu menempatkan air kedalam panci itu lalu di simpan di atas kompor. Ah sekarang dia membuka bungkus ramennya." Mae Ri membuka matanya dan berkata, "Oh tidak! Itu bungkus ramen terakhirku!!"
"Kapan kau pindah kemari?" Mae Ri menjawab, "Aku tidak pindah kemari." Moo Kyul menebak, "Lalu apa petugas lelang mengambilnya?" Mae Ri kaget karena Moo Kyul dapat menebaknya dengan benar. Mae Ri melihat buku kuliahnya di gunakan sebagai alas panci dan tentu saja dia langsung mengambil buku kuliahnya itu. Moo Kyul kembali menebak sesuatu, "Kau cuti kuliah karena biaya, benar bukan?" Mae Ri kaget dan bertanya, "Dari mana kau tau hal itu?" Moo Kyul menjawab, "Aku juga seperti itu."
Moo Kyul menawari Mae Ri untuk makan ramen namun Mae Ri diam saja sehingga Moo Kyul pun melanjutkan makan ramen. Mae Ri merebut sumpit Moo Kyul dan berkata, "Sekarang giliranku makan." Moo Kyul bertanya, "Apa kau tidak memiliki kimchi?" Mae Ri menjawab, "Mana mungkin aku memiliki kimchi, kulkas saja aku tidak punya." Moo Kyul merebut sumpintnya kembali dan sengaja mengambil mie lebih banyak. Mae Ri langsung perotes, "Hey bagaimana bisa kau mengambil mie sebanyak itu? Kau melanggar peraturannya." Moo Kyul tidak mempedulikannya dan terus makan ramen itu. Mae Ri berkata, "Hey sekarang ini giliranku!" Moo Kyul tidak mau dan berkata, "Tapi aku yang memasaknya." Mae Ri merebut panci ramen dan mereka berdua berebut makan ramen.
Setelah selesai makan, Mae Ri mencuci panci dan dia kesal karena yang di lakukan oleh Moo Kyul hanya duduk dan bermain gitar saja. Mae Ri berkata, "Hey kau! Musim panas akan berakhir dan dalam beberapa bulan musim dingin akan datang. Apakah kau tidak akan menyiapkan apapun untuk musim dingin?" Moo Kyul tidak mempedulikan hal itu dan terus memainkan gitarnya. Mae Ri kesal dan langsung berjalan menghampiri Moo Kyul dan memperlihatkan foto Moo Kyul yang saat sedang bernyanyi di konser saat itu. Mae Ri berkata "Kau terlihat sangat normal dan baik-baik saja dalam foto ini jadi berhentilah seperti orang sakit." Moo Kyul menunjuk pinggangnya dan Mae Ri tambah kesal, "Hey itu hanya berwarna biru saja."
Moo Kyul terdiam dan Mae Ri bertanya, "Apa kau marah? Maafkan aku tapi ini bukan berarti aku tidak mempercayaimu. Lihatlah foto ini, kau sungguh terlihat baik-baik saja disini." Moo Kyul berkata, "Aku baik-baik saja. Aku harus pergi sekarang." Mae Ri kaget dan bertanya, "Apa kau benar-benar baik-baik saja? Apa kau benar-benar akan pergi?" Moo Kyul menjawab, "Ya. Hari ini aku ada pertunjukan konser." Mae Ri sangat berterima kasih pada Moo Kyul yang sudah akan pergi.
Moo Kyul sedang berisap-siap pergi dan Mae Ri mengingat sesuatu, "Ah tunggu. Tolong kau tanda tangani kontar ini." Moo Kyul menandatanganinya dengan cepat lalu berjalan ke pintu keluar dan berkata, "Merry Chsritmas!" Mae Ri dengan senang membalas, "Happy New Year!" Saat Moo Kyul sudah pergi, Mae Ri berkata "Akhirnya berakhir. Dia sungguh keren. Dia seharusnya menandatangani ini secepatnya, ini sangat sulit untukku."
Teman-teman Band Moo Kyul sedang berkumpul di tempat konser yang ternyata tutup. Tentu saja teman bandnya Moo Kyul itu kesal dan marah-marah. Sementara itu Moo Kyul duduk diam dan melihat rambutnya. Seorang teman band Moo Kyul itu bilang bahwa yang paling menderita pasti Moo Kyul karena Moo Kyul mendapatkan kontrak palsu dan itu merugikan Moo Kyul. Moo Kyul diam saja tidak berkomentar apapun dan terus melihat rambutnya.
Para penggemar Moo Kyul datang dan langsung mengelilingi Moo Kyul untuk meminta tanda tangan. Teman band Moo Kyul melihat hal itu dan langsung terdiam dan kesal karena para penggemar itu hanya meminta tanda tangan Moo Kyul sementara teman band Moo Kyul tidak di anggap sama sekali.
Di bandara, Jung In dan Tuan Jung akhirnya sampai di Korea. Jung In bertanya pada Ayahnya itu, "Kau telah kembali ke Korea setelah meninggalkannya selama 20 tahun, apakah kau akan pergi ke sebuah tempat yang special?" Tuan Jung berfikir lama, "Hmm tempat special?"
Tuan Jung masuk kedalam mobil yang sudah di siapkan dan bertanya pada Jung In, "Apakah kau akan pergi ke kantor Chung Dam Dong?" Jung In menjawab, "Ya." Tuan Jung lalu kembali berkata, "Ah mengenai wanita yang akan kau pilih melalui foto itu, aku akan makan malam bersama Tuan Song jadi kau bisa berbicara dengan dia mengenai perjodohan ini. Aku akan segera menelfonmu jadi bersiap-siaplah." Jung In berkata, "Ya aku mengerti." Rombongan Tuan Jung pergi dan tinggal Jung In sendiri di bandara.
Supir Jung In datang dan mempersilahkan Jung In untuk masuk kedalam mobil. Supir Jung In ini sangat bersahabat dan berkata, "Karena kau sudah tidak disini sejak usia 6 tahun, kau harus kembali ke korea setelah 20 tahun." Jung In yang melihat pemandangan melalui jendela mobil langsung berkata, "Bisa aku lihat dokumen yang aku minta padamu?" Supir Jung In memberikan sebuah dokumen dan berkata, "Ini adalah pilihan dari casting yang di rencanakan oleh departemen." Jung In mengucapkan terima kasih lalu melihat dokumen itu.
Jung In membuka dokumen itu dan melihat ada foto Seo Joon si artis itu. Jung In melihat foto itu lama dan terdiam.
Tuan Jung membawa buklet bunga dan datang ke tempat pemakaman bersama para pengawalnya. Tuan Jung melihat ada keributan di tempat pemakaman itu, keributan itu berasal dari Ayah Mae Ri yang berhasil tertangkap para penagih hutang. Tuan Jung melihat wajah Ayah Mae Ri dan berfikir sesaat.
Ayah Mae Ri di hajar oleh para penagih hutang itu hingga hidungnya mengeluarkan darah. Tiba-tiba dua orang laki-laki datang dan balas menghajar si para penagih hutang itu. Penagih hutang itu kaget dan babak belur setelah di hajar oleh 2 orang laki-laki itu. Para penagih hutang itu ketakutan dan langsung berlari pergi.
Ayah Mae Ri mengucapkan terima kasih banyak pada dua laki-laki yang dia tidak kenal itu. Tuan Jung muncul dan berkata, "Hey Wi Dae Han!" Ayah Mae Ri kaget dan langsung menghampiri Tuan Jung lalu berkata, "Hyung... Apa itu kau?" Ayah Mae Ri sangat senang dan langsung memeluk Tuan Jung.
Mae Ri duduk di halte bis sambil melihat koran yang membuka lowongan pekerjaan namun dia tidak berhasil mendapatkan satu pun pekerjaan. Bis sudah datang dan Mae Ri pun naik ke dalam bis. Saat Mae Ri akan membayar biara bis dengan kartunya, ternyata uang yang ada di kartu itu tidak mencukupi. Mae Ri mencari uang di dalam dompetnya namun tidak ada uang sama sekali. Supir bisa bertanya, "Kau akan naik atau tidak?" Mae Ri menjawab, "Tidak." Mae Ri pun langsung turun dari dalam bis.
Mae Ri berjalan kaki untuk pulang dan dia diam-diam berjalan masuk kedalam rumahnya. Terlihat ada seorang wanita yang datang ke rumah Mae Ri dan marah-marah, "Hey kau! Sampai kapan kau akan bermain petak umpet denganku? Selain karena pembayaran uang sewa rumah yang terlambat, para penagih hutang itu sangat berisik dan membuatku tidak nyaman! Aku benar-benar tidak tahan jadi sebaiknya kau segera keluar saja!"
Mae Ri duduk di depan pintu dan menutup matanya untuk menghitung seperti yang biasa ia lakukan. Namun hingga hitungan ke 12 Mae Ri belum merasa membaik dan dia justri menangis sedih, "Ibu...Aku mengalami maa yang snagat sulit sejak tahun lalu. Hari ini adalah peringatan hari kematian Ibu namun aku tidak dapat menemuimu. Dan aku bahkan tidak tahu dimana keberadaan Ayah. Ibu... Apa yang harus kita lakukan dengan rumah ini? Kumohon tolong aku Ibu."
Ada yang menekan bel dan Mae Ri tersentak kaget, "Ayah? Apa itu kau Ayah?" Mae Ri segera membuka pintu rumah dan yang dia lihat adalah Moo Kyul yang berkata, "Merry Christmas!" Moo Kyul langsung masuk kedalam rumah dan Mae Ri mencium bau alkohol dari Moo Kyul, "Hey kenapa kau mabuk seperti ini?" Moo Kyul tidak menjawab dan balik bertanya, "Kenapa kau menangis?" Mae Ri kaget dan berkata, "Menangis? Siapa yang menangis?"
Moo Kyul melemparkan sebuah dus dan duduk di ruang tengah rumah Mae Ri, "Biarkan aku tinggal disini untuk beberapa hari." Mae Ri kaget dan mengambil surat perjanjian lalu berkata, "Apa maksudmu hah? Kau sudah menandatangani surat perjanjian dan itu artinya ancamanmu sudah tidak berarti!" Moo Kyul berkomentar, "Aku sedang tidak mengancammu!" Moo Kyul memberikan Mae Ri sebuah amplop dan Mae Ri bertanya, "Apa ini? Ah ini uang." Moo Kyul pun bilang bahwa uang itu untuk menyewa kamar di rumah Mae Ri.
Mae Ri bertanya, "Jadi karena itu kau datang hah?" Moo Kyul menjawab, "Ya. Disini nyaman." Mae Ri kesal dan bertanya kembali, "Nyaman? Apa maksudmu dengan nyaman hah?" Moo Kyul memeluk selimut dan menjawab, "Hmm apa yang harus ku katakan? Aku merasa bahwa kau ini seperti saudara kandungku." Mae Ri benar-benar tidak percaya dengan yang di katakan oleh Moo Kyul. Moo Kyul berkata, "Ini tidak akan lebih dari seminggu. Lagi pula sepertinya aku yang akan lelah karena semua ini." Mae Ri bertanya, "Apa maksudmu hah?" Moo Kyul menjawab, "Setelah seminggu, gadis-gadis akan menghampiriku dan memintaku menikahi mereka. Itu membuatku lelah." Mae Ri berkata, "Dengar, aku tidak akan melakukan hal itu padamu!"
Mae Ri memaksa Moo Kyul pergi dan dia berkata, "Jika kau ingin tinggal di rumah seseorang maka sebaiknya kau pergi ke rumah So Young atau rumah yang lainnya saja. Cepatlah dan pergi." Moo Kyul berkomentar, "So Young sudah menemukan pria lain." Mae Ri menarik Moo Kyul agar segera pergi.
Tiba-tiba terdengar suara bel dan itu membuat Mae Ri kaget apalagi ada suara Ayahnya, "Mae Ri ini Ayah. Apa ada seseorang di dalam?" Moo Kyul bertanya pada Mae Ri, "Apa kau tinggal bersama Ayahmu?" Mae Ri tidak menjawabnya karena dia benar-benar kebingungan. Mae Ri mendapatkan ide dan membawa Moo Kyuk kedekat dapur dan meminta Moo Kyul melompat keluar dari jendela. Moo Kyul menolaknya dan berkata, "Kenapa aku harus melakukannya? Angin diluar sangat kencang dan dingin." Mae Ri tidak ada pilihan lain dan menarik Moo Kyul ke kamar mandi. Mae Ri meminta Moo Kyul agar tidak berisik.
Mae Ri membukakan pintu dan Ayah Mae Ri langsung masuk kedalam, "Mae Ri apa yang terjadi?" Mae Ri menjawab, "Ah itu... Hanya tadi aku bertengkar dengan para penagih hutang." Ayah Mae Ri khawatir dan langsung memeluk Mae Ri, "Ah Mae Ri ku." Mae Ri berkata, "Ayah tidak perlu khawatir, aku baik-baik saja." Ayah Mae Ri melepaskan pelukannya dan berkata, "Ya aku tidak akan khawatir lagi. Kita akan benar-benar 'hidup!'" Mae Ri kebingungan dan bertanya, "Apa maksudmu? Tunggu! Apa kau membuat masalah lagi? Ayah apa yang kau lakukan kali ini?" Ayah Mae Ri berkata, "Ya, aku mendapatkan Jackpot! Sekarang kau dapat menikah dengan orang kaya dan aku dapat membayar hutangku. Dan lagi kau akan menjadi seorang Nyonya."
Mae Ri tidak mengerti dan berkata, "Apa maksudmu? Menikah?" Ayah Mae Ri menjelaskan, "Aku bertemu dengan seorang Hyung yang benar-benar dekat denganku dan dia sangat kaya di Jepang. Dan Hyung itu meninginkan anak laki-lakinya menikah denganmu." Mae Ri tertawa dan berkata, "Ayah ini... Ayah berkata seperti ini seperti sedang ada di dalam sebuah drama saja." Ayah Mae Ri berkata, "Hey Ayah katakan bahwa kau dapat menikah dengan orang kaya. Dan lagi kau tidak memiliki pacar sekarang ini."